Minggu, 24 Mei 2015

Makalah Ilmu Budaya Dasar (Jasmani, Rohani, dan Akal Pikiran)

MAKALAH

“Jasmani, Rohani, dan Akal Pikiran”


DISUSUN OLEH:
DANIA APRILLY
52414508
1IA01

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015



KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Tendri selaku dosen pembimbing mata kuliah IBD serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini. 
Saya menyadari bahwa Makalah ini memang belum mencapai kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat memperbaiki dalam penulisan Makalah yang kami buat selanjutnya.  
Akhirnya, saya sebagai penyusun berharap semoga Makalah yang saya buat dapat menambah wawasan kepada kami pada khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya. 




Depok, 26 April 2015


Penulis          


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..................... i
DAFTAR ISI………………………………………....................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………....................1
1.2 Rumusan Masalah……....……………………….................. 1
1.3 Tujuan…………………………………………...............…. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian serta Pola Pikir Manusia……………................... 3
2.2 Pengertian Jasmani………………………….....…................ 5
2.3 Pengertian Rohani dan Cara Menyikapinya……................... 5
2.4 Pengertian Akal………………………………...................... 8
2.5 Hubungan Jasmani, Rohani, dan Akal….......................…… 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………….................... 11
3.2 Saran…………………………………………….................. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………........... iii



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu yang memiliki unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Kedua unsur tersebut harus berjalan dengan seimbang dan harus tercukupi sepenuhnya. Selain itu manusia tidak dapat hidup tanpa kehadiran manusia lain itulah yang menyebabkan adanya dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain dan oleh karena iu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Tidak ada manusia yang sama persis di dunia ini walaupun kembar sekalipun, setiap manusia memiliki keunikan tersendiri. Atas dasar hal tersebut sering sekali terjadi konflik di dalam kehidupan, terlebih karena kesibukan akibat rutinitas sehari-hari yang menyebabkan manusia jenuh bahkan mengalami stress. 
Sejak lahir manusia dibekali pemikiran akal pemikiran yang sangat tinggi. Itulah yang menyebabkan manusia memiliki potensi di berbagai bidang. Pemanfaatan dari pemikiran secara baik sangat dibutuhkan agar manusia dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Sekalipun banyaknya hambatan dan permasalahan dalam kehidupan, kita dapat menyelesaikannya secara tenang dan dapat mengantisipasinya dengan baik. 

1.2 Tujuan
   a. Mengetahui manfaat dari jasmani, rohani, dan akal pikiran pada manusia.
   b. Mengetahui hubungan dari jasmanni, rohani, dan akal pikiran pada manusia.
   c. Mengetahui bagaimana cara manusia menerapkannya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk utama, yaitu yang mempunyai jiwa bebas dan hakikat –  hakikat yg mulia. Manusia juga dapat disebut sebagai makhluk yang idealism yaitu faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia serta tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam batasan realita yang ada. Kekuatan inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah. Manusia juga merupakan makhluk moral. Moral ini berasai dari nilai-nilai, dimana nilai tersebut terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku dan perbuatan 

2.2 Pengertian Jasmani
Secara umum pengertian jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.

2.3 Pengertian Rohani dan Cara Menyikapinya
Rohani merupakan spiritual yang berkaitan dengan rasa batin yang tidak nampak dan tidak bisa diukur dengan kualitas kebendaan. Unsur-unsur rohani terbagi menjadi berikut:
a. Ruh
      Istilah ruh yang diungkapkan dalam pergaulan sosial sehari-hari sering disamakan dengan roh atau rohani. Kata rohani sendiri biasanya dilawankan dengan jasmani, sehingga kedua kata ini merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang memang mengandung dua unsur tersebut. Ruh merupakan perkara dan urusan yang luar biasa, kebanyakan akal dan pemahaman manusia tidak mampu menangkap hakikatnya.
b. Hati
Menurut Imam Al-Ghazali, Hati dengan arti sesuatu yang halus, rabbaniyah (ketuhanan) ruhaniyah (kerohanian). Hati yang halus inilah hakekat manusia. Dialah yang mengetahui yang mengerti yang mengenal diri manusia. Hati yang halus itu mempunyai kaitan dengan hati yang jasmani dan akal. Psikologi sufi menyatakan bahwa hati itu menyimpan kecerdasan dan kearifan terdalam. Cita-cita para sufi adalah menumbuhkan kecerdasan hati yang lembut dan penuh kasih sayang.
Hati menyimpan percikan atau ruhilahiyah di dalam diri manusia. Karenanya, hati adalah rumah Tuhan. Bagi para pemilik rumah ini akan selalu mencoba dan mengingat untuk memperlakukan segala sesuatu, lebih-lebih sesama manusia, dengan kebaikan dan penghormatan.
c. Nafsu
      Nafsu merupakan nyawa manusia yang wujudnya berupa angin yang keluar-masuk di dalam tubuh manusia serta gabungan psiko-fisik manusia dan merupakan struktur kepribadian manusia 
Nafsu itu sendiri memiliki dua kekuatan, yaitu:
1. Al-Ghadab adalah suatu daya yang berpotensi untuk meghindari diri dari segala yang membahayakan seperti, membela atau melidungi ego terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu, perbuatan untuk melindungi diri sendiri, dan memanfaatkan dan merasioanalisasikan perbuatannya sendiri.
2. Al-Syahwat adalah suatu daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari segala yang menyenangkan. 
Dalam tinjauan tasawuf, nafsu cenderung menghimpun sifat-sifat tercela dalam diri manusia. Jika nafsu itu tenang dibawah perintah maka ia disebut nafsu mutmainah. Artinya jiwa yang tenang yang mendukung pada kebaikan.  
Ada pula nafsu lawwamah yaitu nafsu yang ‘mencaci’ pemiliknya jika ia teledor dalam beribadah kepada Tuhannya. Nafsu ini memprotes kepada pemiliknya karena telah mematuhi kedurjananan budi.

Cara-cara menyikapi unsur-unsur ruhani manusia.
Melalui amalan hati yang berasal dari agama dan kenyataannya amalan hati ini bisa diterima apabila dilandasi dengan perbuatan hati seperti keikhlasan dan ketulusan kepada Allah SWT. Dimana, amalan hati memimpin atas setiap orang dan bila meninggalkannya dianggap tidak mempunyai nilai terpuji kepada Allah SWT. Karena hati dapat melakukan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari apabila hati baik maka tubuh kita juga baik dan apabila buruk maka buruk pula semuanya.

2.4 Pengertian Akal
Setiap manusia pasti memiliki pola pikir yang membentuk kepribadian yang sangat unik dalam hidup manusia. Hal ini terutama terlihat dalam pola kita menentukan cita-cita, impian dan tujuan hidup serta permasalahan yang akhrinya menyebabkan pertumbuhan karakter manusia tersebut. 
Pandangan – pandangan hidup pada dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi pola pikir manusia, antara lain;
Cita –  cita → Saat manusia bercita-cita menginginkan sesuatu maka kita juga akan berpikir bagaimana meraih dan mewujudkannya, sehingga cita – cita dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup seseorang.
Pengalaman → Belajar tidak hanya membaca atau mendengar dan menulis saja, tetapi memadukan ketiganya menjadi satu kesatuan yaitu melakukan dengan membaca karakter permasalahan, menganalisi permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai “analisis” sehingga dengan melalukan maka kita telah belajar baik disengaja atau tidak.
Pendidikikan → Pendidikan merupakan faktor penunjang dari suatu pola pikir cara pandang karena pada dasarnya pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seeorang. 
Pergaulan → Karakter manusia dapat terbentuk oleh pergaulan baik pergaulan dalam akademis “sekolah, kampus atau lembaga lainnya”, ataupun non akademis “keluarga dan masyarakat”. 

      Akal merupakan bagian dari fitrah nafsani manusia yang memiliki dua makna :
1. Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak di kepala. Akal ini lazimnya disebut dengan otak (al-dimagh)
2. Akal ruhani, yaitu cahaya (al-nur) nurani dan daya nafsani yang dipersiapkan dan mampu memperoleh pengetahuan (al-ma’rifah) dan kognisi (al-mudrikat).
Akal dapat melahirkan berbagai ungkapan yang bernada sanjungan kepada orang-orang yang bisa menggunakannya dengan baik. Selain itu, ia bisa membedakan antara kebaikan dan kejelekan. Akal yang dianugerahkan kepada manusia ini ada dua macam, ghariziy (instinktif) dan muktasab (diusahakan). Akal instinktif adalah akal yang dimiliki manusia dimana ia tidak berkembang tidak juga berkurang. Sedangkan akal muktasab adalah kemampuan nalar yang bisa dicapai dengan usaha-usaha tertentu.
Dalam pandangan Ibnu Rusyd, akal dibagi menjadi tiga macam. Pertama akal demonstratif (burhani), yaitu akal yang mampu memahami dalil-dalil atau bukti-bukti yang meyakinkan dan tepat. Kedua logika (manthiq), akal yang sekedar memahami fakta-fakta argumentatif, tanpa melalui pembuktian yang jelas dan pasti. Ketiga adalah akal retorik (khitabi), akal yang hanya mampu menangkap hal-hal yang bersifat nasihat dan retorik.

2.5 Hubungan Jasmani, Rohani, dan Akal
Akal bisa dikatakan pusatnya manusia. Jika kita memiliki akal yang sehat maka akan sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari kita. Sehingga saat kita melakukan kegiatan menggunakan jasmani dengan akal yang baik maka akan membuahkan rohaniyah yang baik pula.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan, manusia memiliki akal, jasmani dan rohani. masing-masingnya memiliki fungsi yang sangat vital tentunya. Manusia sudah tentu memiliki akal akan tetapi jika ia tidak menggunakan akalnya dengan baik maka ia kan tertinggal juga. Manusia memiliki jasmani, dimana  jika jasmani kita baik maka aktifitas akan lancer. Dan terakhir manusia memiliki rohani yaitu ketuhanan, dengan Rohani yang baik maka ia pun akan damai.

3.2 Saran
Tidak bisa kita mengelak bahwa kunci dari kehidupan kita sebagai manusia adalah jasmani, rohani, dan akal yang baik, ketiganya adalah faktor utama dalam kehidupan kita, tidak mungkin kita bisa melakukan pekerjaan tanpa akal dan fisik yang sehat. Dapat anda bayangkan sendiri bagaimana kacaunya jika seperti itu. Marilah mulai dari sekarang kita meningkatkan faktor-faktor tersebut agar kehidupan kita lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.psikologizone.com
http://id.wikipedia.org
http://studyng.blogspot.com/2001/09/unsur-unsur-jasmani-dan-rohani-manusia.html.
http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/24/manusia-dan-pola-pikir-serta-pandangan-hidup/


Pengantar Komputasi Modern Tugas 2

I. PENGERTIAN DAN PENDAHULUAN CLOUD COMPUTING Cloud computing  (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer ...